Pengertian
Sastra Dan Seni
Sastra atau dalam bahasa Indonesia disebut juga kesusastraan adalah merupakan suatu tulisan atau kata-kata yang mempunyai nilai seni dan budaya serta keindahan dengan makna tertentu. Sastra (Sanskerta: shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar ‘Sas’ yang berarti "instruksi" atau "ajaran" dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau “sarana”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.
Sastra dibagi lagi menjadi 2 yaitu Prosa dan Puisi, Prosa adalah karya sastra yang tidak terikat sedangkan Puisi adalah karya sastra yang terikat dengan kaidah dan aturan tertentu. Contoh karya sastra puisi yaitu puisi, pantun, dan syair sedangkan contoh karya sastra prosa yaitu novel, cerita/cerpen, dan drama.
Sedangkan pengertian dari seni adalah segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia yang mengandung unsur keindahan dan mampu membangkitkan perasaan dirinya sendiri maupun orang lain. Berdasarkan definisi ini seni adalah produk keindahan, di mana manusia berusaha menciptakan sesuatu yang indah dan dapat membawa kesenangan.
Seni berasal dari kata “Sani” yaitu bahasa sansekerta yang memiliki arti persembahan atau pemujaan. Dalam masyarakat umum seni memiliki kaitan yang erat dengan upacara-upacara adatnya atau upacara keagamaan yang biasa disebut dengan kesenian daerah. Menurut Padma Pusphita, seni berasal dari kata “Genie” yaitu bahasa Belanda yang memiliki arti genius dalam bahasa Latin. Seni adalah kemampuan mengagumkan yang dibawa seseorang sejak lahir atau biasa disebut dengan bakat. Sedangkan dalam bahasa Inggris seni disebut dengan “Art” yang memiliki arti art visual atau seni rupa.
Peranan
Sastra
Prosa, puisi, lakon, skenario, skripsi, risalah ilmiah, esei, kolom, berita, surat, proposal, catatan harian, laporan, pandangan mata, pidato, ceramah, transkripsi percakapan, wawancara, iklam, propaganda, doa dan sebagainya semuanya jadi termasuk sastra, karena mempergunakan bahasa. Semua sektor kehidupan, seluruh aktivitas manusia tak bisa membebaskan diri dari bahasa. Bahkan olahraga yang jelas-jelas menitikberatkan pada aktivitas raga, tetap saja membutuhkan bahasa dalam menumbuhkan dan mengembangkan dirinya. Dengan cakupan yang begitu dahsyat, sastra tidak mungkin tidak berguna. Demikianlah mahasiswa yang sedang menekuni berbagai jurusan, akan selalu, suka tak suka berhubungan dengan sastra.
Kesusastraan (prosa dan puisi) sesungguhnya terkait dengan seluruh aspek kehidupan. Hanya saja karena pemaparannya menempuh lajur rekaan imajinasi, sehingga nampak semu. Tapi dalam kesemuannya itu, sastra merefleksikan fenomena hidup beragam dengan mendalam, mengikuti cipta-rasa-karsa penulisnya. Untuk itu memang diperlukan kesiapan: apresiasi, interpretasi dan analisis, sehingga dunia rekaan di dalam sastra jelas kaitannya dengan seluruh aspek kehidupan. Kritik sebagai perangkat penting yang sesungguhnya berfungsi menunjukkan arti kehadiran sastra, kebetulan sangat parah di Indonesia, sehingga kehadiran sastra semakin tenggelam hanya sebagai hiburan. Sastra memang memiliki potensi yang hebat untuk menghibur. Dan karenanya sebagai barang komoditi nilainya tinggi. Kaitannya dengan bisnis dan industri juga meyakinkan.
Dalam berbahasa pun mulai
memperlihatkan keseragaman berbahasa yang hampir kejakarta-jakartaan bahasanya.
Selain itu sinetron juga memberikan efek bagi psikologis dan psikis
penontonnya. Begitupun budaya sudah semestinya dalam salah satu unsurnya yang
mampu memberikan sumbangan dalam pengembangan bahasa itu sendiri. Untuk itu
perlu kiranya dilihat sejauh mana peranan sastra dan budaya dalam pengembangan
bahasa, khususnya dalam karya-karya sastra sehingga kita dapat gambaran yang
jelas peranan dari kedua hal tersebut.
Hubungan Sastra Dan Seni Dengan Ilmu Budaya Dasar
Hubungan sastra dan seni dengan ilmu budaya dasar adalah
sama-sama memiliki objek yang sama yaitu manusia. sama-sama mempelajari
hubungan antar manusia melalui suatu komunikasi yang beraneka ragam macamnya.
dan bayangkan jika manusia hidup tanpa seni. jika manusia hidup tanpa bisa
menyalurkan ekspresi mereka. jika manusia tidak bisa berkomunikasi dengan
manusia lainnya. maka akan menggangu kejiwaan atau psikologis manusia tersebut.
Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi – materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni.Budaya Indonesia sanagat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya. Latar belakang IBD dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai berikut :
- Kenyataan bahwa bangsa indonesia berdiri atas suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yg tercemin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yg biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial, kesukaan, dan kedaerahan .
- Proses pembangunan yg sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya .
- Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan mausia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yg telah diciptakannya.
Pengertian
Prosa
Prosa adalah karangan bebas yang tidak terikat
oleh banyaknya baris, banyaknya suku kata dalam setiap baris serta tidak
terikat oleh irama dan rimanya seperti dalam puisi. Prosa berbeda
dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya
lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan leksikalnya. Kata prosa
berasal dari bahasa latin yang artinya “terus terang”. Jenis tulisan prosa
biasnya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa
dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat serta
berbagai jenis media lainnya.
Jenis-Jenis
Prosa
Prosa dapat dikategorikan berdasarkan dua jenis, yaitu
menurut bentuknya dan menurut isinya. Berdasarkan bentuknya, prosa dibedakan
menjadi dua yaitu Prosa Lama dan Prosa Baru. Sedangkan berdasarkan isinya,
prosa dibagi menjadi Prosa Fiksi dan Prosa Non Fiksi. Berikut penjelasannya.
Jenis jenis prosa berdasarkan bentuknya :
1. Prosa Lama
Prosa lama merupakan karya prosa lama yang berkembang dan hidup dalam masyarakat Indonesia terdahulu, yaitu masyarakat tradisional. Di Nusantara, prosa lama ini awalnya muncul sebagai salah satu sastra lisan. Prosa lama juga sering diistilahkan dengan folklor atau cerita rakyat, yaitu cerita di kehidupan rakyat yang telah diwariskan dari generasi – generasi sebelumnya secara lisan.
2. Prosa Baru
Prosa baru merupakan karya prosa yang berkembang setelah mendapat pengaruh dari sastra atau kebudayaan asing. Jenis jenis prosa berdasarkan isinya :
1. Prosa Fiksi
Prosa fiksi lebih dikenal dengan karang narasi yang bersifat imajinasi. Disebut demikian karena prosa fiksi memang merupakan sebuah karya sastra yang bersifat imajinasi/khayalan penulisan. Cerita yang dibuat tidaklah nyata atau benar-benar ada. Yang termasuk dalam prosa fiksi adalah cerpen, novel, roman, dongeng, esai dan resensi.
2. Prosa Non Fiksi
Prosa non fiksi merupakan sebuah karangan yang nyata dan dibuat berdasarkan pengamatan penulis. Beberapa karangan yang masuk dalam kategori prosa non fiksi yaitu:
- Artikel, sebuah uraian yang dibuat berdasarkan sebuah fakta, bersifat faktual karena berasal dari sumbernya.
- Editorial atau Tajuk Rencana, suatu karangan atau uraian yang di buat oleh media massa yang sedang terjadi.
- Opini, sebuah pemikiran, pendapat, tanggapan, ide seseorang terhadap suatu hal/keadaan.
- Feature atau Ficer, suatu tulisan atau karangan yang dibuat berdasarkan hasil pengamatan/peliputan tentang sebuah keadaan atau situasi atau objek guna menarik simpati pembaca.
- Biografi, kisah nyata atau pengalaman hidup seseorang.
- Iklan, informasi atau berita yang disampaikan kepada khalayak ramai mengenai sebuah produk atau jasa.
- Pidato, sebuah pemikiran yang disampaikan melalui kata-kata yang ditujukan untuk orang banyak.
- Reportase, suatu berita atau laporan yang dibuat dari fakta hasil pengamatan sebuah objek.
- Tips, sebuah panduan yang menjelaskan langkah-langkah atau cara dalam melakukan suatu hal/kegiatan.
- Jurnalisme Baru, yaitu sebuah karangan yang dibuat dalam bentuk novel atau cerpen.
- Dongeng, yaitu cerita dari hasil khayalan atau imajinasi pengarang yang belum pernah terjadi sebelumnya. Misalnya : pinokio, putri salju, putri duyung. Dongeng terbagi lagi menjadi :
- Fabel, yaitu cerita rekaan tentang hewan sebagai tokoh cerita, yang mana hewan tersebut seakan–akan seperti manusia yang memiliki kemampuan berbicara dan bersikap layaknya manusia. Misalnya: Cerita Si Kancil yang Cerdik, Kera Menipu Harimau, dan lainnya.
- Legenda, yaitu dongeng mengenai kejadian alam, maupun asal – usul suatu tempat, kejadian atau benda, di suatu daerah atau tempat. Contoh: Malin Kundang, Asal Muasal Tangkuban Perahu, Asal Muasal Candi Prambanan, dan lain sebagainya.
- Mite/Mitos adalah cerita yang berlatar belakang sejarah atau pun hal yang telah dipercayai orang banyak bahwa cerita tersebut pernah terjadi serta mengandung sesuatu yang gaib dan memiliki kesaktian yang luar biasa. Misalnya : Nyi Roro Kidul.
- Cerita Penggeli Hati/Dongeng Jenaka, sering juga diistilahkan sebagai cerita noodlehead, hal ini karena terdapat dalam hampir di semua budaya rakyat. Prosa jenis ini mengandung unsur komedi (lucu), kemustahilan, omong kosong, kedunguan dan ketololan, namun biasanya ada muatan kritik terhadap perilaku manusia / mayarakat dalam ceritanya. Misalnya adalah Pak Belalang, Cerita Si Kabayan, Lebai Malang, dan lain-lain.
- Parabel/Cerita Perumpamaan, yaitu dongeng yang mengandung perumpaman, kiasan atau ibarat yang besifat mendidik dan memberi nasihat. Misalnya : memberikan nasihat orang pelit dengan cerita seorang Haji Bakhil.
- Sage, yaitu kisah yang menceritakan keberanian, kehebatan tokoh dalam sejarah. Misalnya : Airlangga, Kerajaan Majapahit.
- Hikayat, yaitu cerita, baik sejarah ataupun cerita roman fiktif yang bertujuan untuk pelipur lara, membangkitkan semangat juang, atau pun sekedar meramaikan pesta. Contoh : Hikayat Seribu Satu Malam, Hikayat Hang Tuah, dan lain-lain.
- Kisah, yaitu karya sastra lama berisi cerita mengenai perjalanan atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Misalnya : Kisah Perjalanan Abdullah Menuju Negeri Kelantan, Kisah Abullah Menuju Jeddah, dan lainnya.
- Sejarah/Tambo, yaitu kisah yang berkaitan dengan peristiwa dan tokoh sejarah. Misalnya : Sejarah Melayu.
- Cerita pelipur lara, suatu karya sastra yang berisikan kejenakaan. Karya sastra ini bertujuan untuk melipur lara atau membuat pembaca melupakan sedihnya.
Komponen Dalam Prosa Baru
- Cerita Pendek/Cerpen dapat diartikan sebagai cerita yang berbentuk prosa pendek. Ukuran pendek yang dimaksud bersifat relatif. Para sastrawan berpendapat bahwa parameter pendek dalam cerpen yaitu ketika karangan tersebut selesai dibaca dalam satu kali duduk, tidak lebih dari satu jam. Ada juga sastrawan yang berpendapat bahwa ukuran pendek ini didasarkan pada keterbatasan unsur – unsur pengembangnya. Seperti sedikitnya tokoh, setting, alur, dll. Cerpen mempunyai efek tunggal serta tidak kompleks. Cerpen umumnya menceritakan sedikit pengalaman yang paling menarik dalam kehidupan tokoh/pelaku utamanya. Berdasarkan segi panjang ceritanya, cerpen dibagi menjadi 3 jenis meliputi :
- Cerpen yang pendek (short short story) yang banyak katanya kurang lebih 500-an kata. Cerpen jenis cerpen yang pendek (short short story) ini disebut juga sebagai cerpen mini. Contoh cerpen mini yaitu cerpen yang berjudul Ti Pulpen Nepi Ka Pajaratan Cinta.
- Cerpen yang memiliki panjangnya medium (middle short story). Cerpen yang memiliki panjang sedang (middle short story) biasanya cerpen-cerpen yang dimuat di surat kabar.
- Cerpen yang panjang (long short story) yang biasanya mencapai puluhan ribu kata. Cerpen yang tergolong long short story biasanya dimuat di majalah. Cerpen berjudul ”Sri Sumariah” dan “Bawuk” karya Umar Khayam juga dikategorikan ke dalam kelompok cerpen yang panjang ini.
- Novelet merupakan jenis prosa modern yang kuantitas panjang ceritanya lebih panjang dari cerpen, namun lebih pendek dari novel. Jadi, panjangnya di antara novel dan cerpen. Jumlah halaman novelet sekitar 60 s.d 100 halaman. Unsur – unsur novelet lebih luas dari cerpen seperti tokoh, alur, latar, dan unsur-unsur yang lain.
- Novel, kata “novel” merupakan kata serapan dari bahasa Italia, “novella”, yang artinya barang baru berukuran kecil. Pada mulanya, ditinjau dari segi panjang cerita, novella sama dengan cerita pendek dan novelet. Setelah Italia, novel kemudian berkembang di Amerika dan Inggris. Novel pada wilayah ini mulanya berkembang dari cerita berbentuk naratif non-fiksi, seperti biografi, surat, dan sejarah. Tetapi seiring berkembangnya masyarakat dan waktu, novel tidak hanya berupa data – data nonfiksi, pengarang dapat mengubah cerita dalam novel sesuai dengan imajinasi dan kreatifitas yang dikehendakinya.
- Roman merupakan jenis prosa yang lebih dahulu ada sebelum novel. Roman berasal dari jenis sastra romansa dan epik abad pertengahan. Jenis sastra ini berkisah tentang hal-hal yang bersifat romantis, penuh angan-angan, biasanya cerita roman memiliki tema percintaan dan kepahlawanan. Istilah roman dalam sastra Bahasa Indonesia mengacu pada cerita-cerita yang ditulis dalam bentuk bahasa roman (bahasa rakyat Prancis pada abad pertengahan) yang masuk pada sastra Indonesia melalui kesusastraan Belanda.
- Kritik suatu pernyataan atau opini yang bersifat objektif untuk memberikan sebuah penilaian tentang baik buruknya sebuah hasil karya.
- Resensi karya prosa yang menguraikan sebuah penilaian tentang suatu karya dari banyak segi, sehingga sebuah karya tersebut patut atau tidaknya untuk dinikmati.
Pengertian
Prosa Fiksi
Menurut
Aminuddin dalam Djuanda dan Iswara (2006: 158) Prosa fiksi adalah kisahan atau
cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeran, latar serta
tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi
pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita.Intinya, prosa fiksi adalah kisah
yang memiliki pemeran, latar serta tahapan rangkaian peristiwa yang dihasilkan
oleh imajinasi penulisnya sehingga menjalin suatu kesatuan kisah.
Imajinasi
disini dapat berarti cerminan kenyataan dari berbagai pengalaman, pengetahuan
dan literasi penulisnya. Seperti pendapat Saryono (2009: 18) bahwa sastra memiliki
kemampuan untuk merekam pengalaman yang empiris-natural maupun pengalaman yang
nonempiris-supernatural.
Hanya nama-nama pemeran, nama tempat dan kisahnya saja yan
dikarang. Sementara latar umumnya bisa jadi merupakan kenyataan. Namun perlu
digaris bawahi bahwa cara pandang dan sikap Penulis juga akan ikut tercurahkan,
sehingga tulisannya akan tetap memiliki karakteristik yang unik dan subjektif
berdasarkan pendapat Penulis.
Nilai-Nilai Yang Ada Dalam Prosa Fiksi
- Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dan membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
- Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sejenis infonnasi yang tidak terdapat di dalam ensildopedi. Dalam novel sering kita dapat belajan sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali.
- Prosa fiksi memberikan warisan cultural
Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
- Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan
pengalamanpengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan labih
banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi
yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan
sendiri.
Dua Karya Sastra
- Karya sastra yang menyuarakan aspirasi jamannya, mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang dikehendaki jamannya.
- Karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya, mengajak pembaca untuk merenung.
Satu Contoh Prosa
Legenda Batu Menangis
Di
sebuah bukit yang jauh dari desa, di daerah Kalimantan, hiduplah seorang janda
miskin dan anak perempuannnya. Anak gadis janda itu sangat cantik jelita. Namun
sayang, dia memiliki perangai yang buruk. Gadis itu amat malas, tidak pernah
membantu ibunya bekerja. Kerjanya hanya bersolek setiap hari.
Suatu hari, anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak
pasar desa itu amat jauh sehingga mereka harus menempuh perjalanan yang jauh.
Anak gadis itu berjalan melenggang dengan dengan memakai pakaian yang bagus dan
bersolek agar dikagumi kecantiknnya. Sementara, ibunya berjalan di belakangnya
sambil membawa keranjang dengan memakai pakaian yang dekil. Karena mereka hidup
ditempat yang terpencil, maka tak seorang pun tahu bahwa kedua perempuan yang
berjalan itu adalah ibu dan anak.
Ketika mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Orang – orang
terpesona melihat kecantikan anak gadis itu, terutama pemuda desa. Namun, saat
melihat orang yang berjalan di belakang anak itu, sungguh kontras keadaannya.
Hal ini membuat orang bertanya-tanya. Diantara orang yag melihat itu, seorang
pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu.
” Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan di belakangmu itu ibumu?”
Namun
apa jawaban gadis itu?
“ Bukan, “katanya angkuh.” Ia adalah pembantuku.”
Kedua
ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekat
lagi seorang pemuda dan bertanya kepada gadis itu.
” Bukan, bukan.” jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya.
” Ia adalah budakku.” tegasnya lagi
Begitulah
setiap ada seseorang yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya begitu.
Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka itu, si ibu masih bisa
menahan diri. Namun setelah berulang kali didengarnya jawaban yang sama,
akhirnya si ibu yang malang itu tidak dapat menahan diri. Si ibu berdoa :
” Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba tega
memperlakukan hamba seperti ini. Ya Tuhan, hukumlah anak hamba! Hukumlah ….”
Atas
kuasa Tuhan, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah menjadi batu.
Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah mencapai setengah
badan, anak gadis itu menangis dan memohon ampun kepada ibunya.
”Oh, Ibu…Ibu Ampuni saya, ampunilah kedurhakaan anakamu selama ini.
Ibu…Ibu…Ampuni anakmu.”
Anak
gadis itu terus meratap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi semua
telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi batu.
Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa kedua matanya masih
menitikkan air mata., seperti sedang menagis.
Pengertian Puisi
Puisi(dari bahasa Yunani kuno:
ποιέω/ποιῶ(poiéo/poió) = I create) adalah senitertulis di mana bahasadigunakan
untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Puisi
adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenal kehidupan manusia, alam, dan
Tuhan melalui media bahasa yang artistic/esthetic, yang secara padu dan utuh
dipadatkan kata – katanya.
Puisi adalah bentuk karangan yang
tidak terikat oleh rima, ritme ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa
yang padat.Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja
pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun
perbedaan ini masih diperdebatkan. Pandangan kaum awam biasanya membedakan
puisi dan prosa dari jumlah huruf dan kalimat dalam karya tersebut. Puisi lebih
singkat dan padat, sedangkan prosa lebih mengalir seperti mengutarakan cerita.
Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak
sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi
sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati
seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya.
Baris-baris pada puisi dapat
berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan
salah satu cara penulisuntuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang
jugahanya berisi satu kata/suku katayang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal
tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis
selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang
membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa
perbedaan antara puisi lama dan puisi baru.
Namun beberapa kasus mengenai puisi
modern atau puisi cyber belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari
pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu 'pemadatan kata'. Kebanyakan penyair
aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasadan
bukan pada pokok puisi tersebut. Didalam puisi juga biasa disisipkan majas yang
membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya
adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar. Dibeberapa daerah di
Indonesia puisi juga sering dinyanyikan dalam bentuk pantun. Mereka enggan atau
tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.
Kreativitas Penyair Dalam Membangun Puisinya
- Figura bahasa : seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
- Kata-kata yang ambiguitas : yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
- Kata-kata berjiwa : yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
- Kata-kata yang konotatif : yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
- Pengulangan : berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.
- Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”. lni berarti bahwa manusia senantiasa ingin memiliki salah satu kebutuhan dasamya untuk lebih menghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman langsung yang terbatas. Dengan pengalaman perwakilan itu sastra/puisi dapat memberikan kepada para mahasiswa memiliki kesadaran (insight-wawasan) yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya sndiri dan tentang masyara
- Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
Dengan membaca puisi mahasiswa dapat diajak untuk dapat menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun did sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang.
- Puisi dan keinsyafan sosial.
Puisi juga memberikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang terlibat dalam isue dan problem sosial. Secara imaginatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa ;
- Penderitaan atas ketidak adilan
- Perjuangan untuk kekuasaan
- Konflik dengan sesamanya
- Pemberontakan terhadap hukum tuhan
Menuliskan
Satu Contoh Puisi
Aku
(Chairil Anwar)
http://bellanyimas.blogspot.com/p/blog-page_2701.html
https://www.yuksinau.id/pengertian-seni/
http://teresamariaane10.blogspot.com/2014/10/konsepsi-ilmu-budaya-dasar-dalam.html
https://rrim.wordpress.com/2012/10/28/konsepsi-ilmu-budaya-dasar-dalam-kesusastraan/
https://www.gurupendidikan.co.id/prosa-adalah/
https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-prosa
https://aisyahtyasmaharani.wordpress.com/2013/11/10/nilai-nilai-dalam-prosa-fiksi/
https://yanesscihuy.wordpress.com/2011/03/22/ilmu-budaya-dasar-dengan-puisi/
0 comments:
Post a Comment